And ye have forgotten the exhortation which speaketh unto you as unto children, My son, despise not thou the chastening of the Lord, nor faint when thou art rebuked of him: For whom the Lord loveth he chasteneth, and scourgeth every son whom he receiveth.

YEFTA: PAHLAWAN IMAN YANG MENGHERANKAN

| Thursday, October 7, 2010

                    Diringkas oleh: Sri Setyawati

 "Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah
 Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan
 dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu
 bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: 'Jika Engkau
 sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka
 apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku
 kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan
 TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.'"
 (Hakim-Hakim 11:29-31)

 Yefta (artinya: Ia akan membukakan) adalah seorang pahlawan yang
 gagah perkasa yang berasal dari Gilead. Ayah Yefta ialah Gilead,
 salah seorang dari suku Manasye yang dihormati, sementara ibunya
 adalah seorang sundal. Setelah beranjak besar, saudara-saudara tiri
 Yefta mengusirnya dari tanah keluarga mereka dan  mengatakan kepada
 Yefta bahwa ia tidak berguna dan tidak layak tinggal di antara
 mereka. Lalu Yefta berdiam di tanah Tob dan hidup dengan para
 perampok.

 Beberapa tahun kemudian ketika umat
 Israel ditindas oleh orang Amon, bangsa Israel berseru-seru meminta
 pertolongan Tuhan. Bukan hanya itu, saudara-saudara Yefta juga
 meminta Yefta untuk kembali pulang. Mereka mengangkat dia menjadi
 kepala dan panglima mereka dalam melawan bani Amon. Hal ini
 membuktikan bahwa penilaian manusia tidak memengaruhi penilaian
 Tuhan atas kita. Tuhan tidak menghiraukan kemampuan ataupun
 ketidakmampuan kita, kesalahan masa lalu maupun riwayat keluarga
 kita yang jauh dari sempurna. Artis ternama Hollywood mungkin
 segalanya bagi para penggemarnya, tapi itu belum tentu berarti bagi
 Tuhan. Anak-anak pelacur, orang-orang buangan, mereka yang
 dipandang rendah oleh masyarakat adalah orang-orang yang terbesar.

 Demikian pula dengan Yefta. Sekalipun dia tidak memiliki riwayat
 hidup yang cemerlang, namun Tuhan tetap memakainya dan bahkan
 namanya tercatat dalam daftar pahlawan iman. Karakter Yefta sulit
 untuk dipahami dan mengherankan; dia pemberani namun kadang dia
 begitu spontan dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan; dia
 beriman teguh, namun sering kali dia tidak konsisten.

 Nama Yefta dimasukkan ke dalam daftar pahlawan iman bukan tanpa
 alasan. Dia menunjukkan keberaniannya demi Allah ketika semua orang
 yang lain ketakutan. Kompromi tidak pernah menjadi pilihannya ketika
 reputasi Tuhan di antara bangsa-bangsa dipertaruhkan. Pendirian
 Yefta menggambarkan definisi iman seperti yang ditulis dalam ayat
 pertama Ibrani 11: ia yakin pada apa yang ia harapkan dan ia yakin
 pada apa yang tidak dilihatnya. Penindasan selama 18 tahun tentunya
 tidak mendukung keyakinan orang bahwa Tuhanlah yang memegang
 kendali. Tapi Yefta tahu bahwa Allahlah yang memegang kendali. Ia
 tahu bahwa Allah yang menaklukkan Mesir, yang membelah Laut Merah,
 dan yang memberikan Tanah Kanaan kepada umat Israel tidak akan
 meninggalkan mereka. Tanpa iman tidak seorang pun bisa menyenangkan
 hati Allah, namun dengan iman segala hal yang mustahil bisa terjadi.
 Iman Yefta memampukan Yefta memimpin orang Israel menaklukkan orang
 Amon.

 Beberapa saat sebelum berperang melawan orang Amon, Yefta bernazar
 kepada Allah. Katanya, "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani
 Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintuku untuk
 menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon,
 itu akan menjadi milik Tuhan dan aku akan mempersembahkannya sebagai
 korban bakaran" (11:30-31). Saat ia kembali dari perang ternyata
 putri tunggalnyalah yang menyambutnya. Sekalipun hatinya bersedih,
 namun dia memenuhi nazarnya dan mempersembahkan putrinya kepada
 Tuhan. Akhirnya, kemenangannya yang besar itu berubah menjadi
 kesedihan yang mendalam.

 Bagaimanakah Allah dapat menggunakan orang semacam ini? Dan mengapa
 Yefta dicantumkan sebagai pahlawan iman bersama dengan Musa dan
 Abraham? Allah bekerja melalui orang-orang yang memiliki karakter
 yang bercacat. Jika Allah menginginkan kesempurnaan, tidak ada
 seorang pun dari kita yang memiliki peluang untuk dipakai-Nya.
 Berapa banyak dari kita yang telah mengorbankan anak-anak kita demi
 kesuksesan kita? Akhir kisah Yefta yang tragis mengingatkan kita
 bahwa kita harus selalu menilai diri kita dengan tolok ukur Alkitab
 dan kita harus berusaha keras untuk berjalan bersama dengan Allah
 dengan rendah hati.

 Yefta hidup pada periode antara Yosua dan Samuel, pada masa
 hakim-hakim. Setelah memerintah sebagai hakim atas orang Israel
 selama 6 tahun, maka matilah Yefta. Ia dikuburkan di sebuah kota di
 daerah Gilead.

 Diambil dan diringkas dari:
 Judul artikel: Yefta
 Judul buku asli: Names of Heroes of the Faith
 Judul buku: Pahlawan Iman
 Penulis: Mark A. Tabb
 Penerjemah: Yantje
 Penerbit: Yayasan Andi, Yogyakarta 2002
 Halaman: 149 -- 158
_______________________________________
|
 YEFTA: PAHLAWAN IMAN YANG MENGHERANKAN
                    Diringkas oleh: Sri Setyawati

 "Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah
 Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan
 dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu
 bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: 'Jika Engkau
 sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka
 apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku
 kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan
 TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.'"
 (Hakim-Hakim 11:29-31)

 Yefta (artinya: Ia akan membukakan) adalah seorang pahlawan yang
 gagah perkasa yang berasal dari Gilead. Ayah Yefta ialah Gilead,
 salah seorang dari suku Manasye yang dihormati, sementara ibunya
 adalah seorang sundal. Setelah beranjak besar, saudara-saudara tiri
 Yefta mengusirnya dari tanah keluarga mereka dan  mengatakan kepada
 Yefta bahwa ia tidak berguna dan tidak layak tinggal di antara
 mereka. Lalu Yefta berdiam di tanah Tob dan hidup dengan para
 perampok.

 Beberapa tahun kemudian ketika umat
 Israel ditindas oleh orang Amon, bangsa Israel berseru-seru meminta
 pertolongan Tuhan. Bukan hanya itu, saudara-saudara Yefta juga
 meminta Yefta untuk kembali pulang. Mereka mengangkat dia menjadi
 kepala dan panglima mereka dalam melawan bani Amon. Hal ini
 membuktikan bahwa penilaian manusia tidak memengaruhi penilaian
 Tuhan atas kita. Tuhan tidak menghiraukan kemampuan ataupun
 ketidakmampuan kita, kesalahan masa lalu maupun riwayat keluarga
 kita yang jauh dari sempurna. Artis ternama Hollywood mungkin
 segalanya bagi para penggemarnya, tapi itu belum tentu berarti bagi
 Tuhan. Anak-anak pelacur, orang-orang buangan, mereka yang
 dipandang rendah oleh masyarakat adalah orang-orang yang terbesar.

 Demikian pula dengan Yefta. Sekalipun dia tidak memiliki riwayat
 hidup yang cemerlang, namun Tuhan tetap memakainya dan bahkan
 namanya tercatat dalam daftar pahlawan iman. Karakter Yefta sulit
 untuk dipahami dan mengherankan; dia pemberani namun kadang dia
 begitu spontan dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan; dia
 beriman teguh, namun sering kali dia tidak konsisten.

 Nama Yefta dimasukkan ke dalam daftar pahlawan iman bukan tanpa
 alasan. Dia menunjukkan keberaniannya demi Allah ketika semua orang
 yang lain ketakutan. Kompromi tidak pernah menjadi pilihannya ketika
 reputasi Tuhan di antara bangsa-bangsa dipertaruhkan. Pendirian
 Yefta menggambarkan definisi iman seperti yang ditulis dalam ayat
 pertama Ibrani 11: ia yakin pada apa yang ia harapkan dan ia yakin
 pada apa yang tidak dilihatnya. Penindasan selama 18 tahun tentunya
 tidak mendukung keyakinan orang bahwa Tuhanlah yang memegang
 kendali. Tapi Yefta tahu bahwa Allahlah yang memegang kendali. Ia
 tahu bahwa Allah yang menaklukkan Mesir, yang membelah Laut Merah,
 dan yang memberikan Tanah Kanaan kepada umat Israel tidak akan
 meninggalkan mereka. Tanpa iman tidak seorang pun bisa menyenangkan
 hati Allah, namun dengan iman segala hal yang mustahil bisa terjadi.
 Iman Yefta memampukan Yefta memimpin orang Israel menaklukkan orang
 Amon.

 Beberapa saat sebelum berperang melawan orang Amon, Yefta bernazar
 kepada Allah. Katanya, "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani
 Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintuku untuk
 menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon,
 itu akan menjadi milik Tuhan dan aku akan mempersembahkannya sebagai
 korban bakaran" (11:30-31). Saat ia kembali dari perang ternyata
 putri tunggalnyalah yang menyambutnya. Sekalipun hatinya bersedih,
 namun dia memenuhi nazarnya dan mempersembahkan putrinya kepada
 Tuhan. Akhirnya, kemenangannya yang besar itu berubah menjadi
 kesedihan yang mendalam.

 Bagaimanakah Allah dapat menggunakan orang semacam ini? Dan mengapa
 Yefta dicantumkan sebagai pahlawan iman bersama dengan Musa dan
 Abraham? Allah bekerja melalui orang-orang yang memiliki karakter
 yang bercacat. Jika Allah menginginkan kesempurnaan, tidak ada
 seorang pun dari kita yang memiliki peluang untuk dipakai-Nya.
 Berapa banyak dari kita yang telah mengorbankan anak-anak kita demi
 kesuksesan kita? Akhir kisah Yefta yang tragis mengingatkan kita
 bahwa kita harus selalu menilai diri kita dengan tolok ukur Alkitab
 dan kita harus berusaha keras untuk berjalan bersama dengan Allah
 dengan rendah hati.

 Yefta hidup pada periode antara Yosua dan Samuel, pada masa
 hakim-hakim. Setelah memerintah sebagai hakim atas orang Israel
 selama 6 tahun, maka matilah Yefta. Ia dikuburkan di sebuah kota di
 daerah Gilead.

 Diambil dan diringkas dari:
 Judul artikel: Yefta
 Judul buku asli: Names of Heroes of the Faith
 Judul buku: Pahlawan Iman
 Penulis: Mark A. Tabb
 Penerjemah: Yantje
 Penerbit: Yayasan Andi, Yogyakarta 2002
 Halaman: 149 -- 158
_______________________________________

MEMBERDAYAGUNAKAN KOTAK KOMENTAR FACEBOOK

|
Oleh: Kusuma Negara 


 Sejak beberapa bulan yang lalu ketika Facebook mulai benar-benar
 merajai jejaring sosial, terutama setelah konferensi pengembang web
 f8 diselenggarakan tanggal 21 April 2010, maka Facebook semakin
 gencar mempromosikan layanannya ke berbagai situs, termasuk
 situs-situs pribadi.

 Dari sudut pandang pemilik situs web sendiri aplikasi-aplikasi yang
 ditawarkan oleh Facebook bermanfaat untuk menambah unsur sosial
 situs mereka. Pengunjung dapat melihat secara nyata sepopuler apa
 suatu situs melalui berapa banyak orang yang "Suka" situs tersebut.
 Selain widget (aplikasi) "Tombol Suka" yang sudah banyak ditemui di
 situs-situs berbahasa Indonesia, ada pula widget-widget lain yang
 disediakan oleh Facebook, seperti: Tombol Masuk Log, Aktivitas
 Terakhir Teman Anda, Dinding Halaman Penggemar, Kumpulan Foto Teman,
 Kotak Rekomendasi, Kotak Siaran Langsung, dan terakhir adalah Kotak
 Komentar. Widget terakhir inilah yang akan kita bahas kali ini dan
 Anda dapat memasangnya di situs Anda dalam beberapa langkah mudah.

 (Beberapa hal yang perlu diketahui sebelumnya: Facebook terkenal
 sebagai situs yang sangat dinamis. Situs mereka sangat sering
 diperbarui, baik dari segi kebijakan, alamat halaman, maupun kodenya
 (FBML). Tutorial di bawah ini juga membutuhkan sedikit keahlian di
 bidang HTML.)

 Untuk memasang Kotak Komentar Facebook di situs Anda, baik itu situs
 yang Anda kelola sendiri (Anda sebagai admin/webmasternya) maupun
 situs yang menumpang di sebuah situs yang lain (seperti layanan blog
 gratis, dll.), sejauh Anda dapat memasukkan kode HTML ke templat
 situs tersebut, maka Anda dapat menambahkan Kotak Komentar ini ke
 situs Anda.

 Mendaftarkan Aplikasi

 Pertama-tama, kunjungi < http://developers.facebook.com/setup >
 1. Masukkan nama situs Anda
 2. Masukkan alamat situs Anda (harus diakhiri dengan tanda "/")
 3. Pilih bahasa situs Anda.
 4. Klik tombol. Setelah itu Anda akan dibawa ke halaman pemeriksaan keamanan
 5. Masukkan kode yang terlihat pada gambar, klik tombol.

 Setelah itu Anda akan dibawa ke halaman baru. Informasi yang
 terpenting untuk dicatat adalah ID Aplikasi (Application ID) yang
 terdiri dari 15 digit angka. Selain itu simpan pula kode rahasia
 aplikasi yang berupa campuran huruf dan angka secara acak.

 Memasang Widget di Situs

 Sekarang kita tiba pada langkah-langkah yang memerlukan sedikit
 kemampuan di bidang HTML:

 1. Di baris yang bertuliskan (biasanya paling atas), gantilah menjadi

    http://www.w3.org/1999/xhtml"
          xmlns:fb="http://www.facebook.com/2008/fbml">

 2. Sebelum baris yang bertuliskan , tambahkan kode berikut

   
   

    Catatan:

    Gantilah ID APLIKASI dengan 15 digit angka yang sudah Anda catat
    sebelumnya. Gantilah ID PROFIL ADMIN dengan identifikasi Facebook
    Anda. Identifikasi profil dapat berupa nama (misalnya jika alamat
    profilnya < http://www.facebook.com/admin.situs.saya >, maka
    ID-nya adalah "admin.situs.saya") atau angka (misalnya jika alamat
    profilnya adalah < http://www.facebook.com/profile.php?id=1234 >,
    maka ID-nya adalah "1234"). Seorang admin memiliki akses untuk
    menghapus komentar, mengangkat pengurus/moderator, dan membuat
    daftar hitam pengguna.

 3. Setelah baris yang bertuliskan , tambahkan kode berikut

   

   

  4. Kemudian yang terakhir adalah menambahkan kode Kotak Komentar itu sendiri

     

     Catatan:

     Kodenya sederhana dan Anda tinggal mengganti lebarnya sesuai
     keinginan. Kode ini dapat diletakkan di mana saja di antara
      dan tergantung desain situs Anda.

  5. Setelah selesai, Kotak Komentar siap digunakan. Jika Anda sudah
     masuk log di Facebook, Anda akan melihat link "Kelola Komentar"
     di Kotak Komentar ini. Di dalamnya Anda dapat mengatur beberapa
     preferensi, antara lain mengangkat orang-orang yang Anda tunjuk
     sebagai Pengurus dan Moderator, membuat daftar hitam/daftar
     putih pengguna, serta mengizinkan/tidak mengizinkan komentar
     anonim. Setelah selesai melakukan pengaturan preferensi, klik
     "Simpan Perubahan".

  Jika Anda mengalami kesulitan mengikuti langkah-langkah di atas,
  Facebook telah menyediakan juga sampel kodenya ketika Anda
  menyelesaikan bagian Mendaftarkan Aplikasi. Jika masih merasa
  kesulitan dan membutuhkan langkah-langkah yang lebih jelas, Pembaca
  dapat menghubungi redaksi ICW di alamat:
  ==> < icw(at)sabda.org >

KESUKAAN YANG BARU (kesaksian)

|
                       

 Ketika saya (ES) masuk ke kamar hotel, saya melihat teman-teman saya
 sedang pesta narkoba. Tiba-tiba polisi menyerbu tempat itu, namun
 saya tidak tertangkap dalam penggerebekan karena sudah lebih dahulu
 keluar dari tempat itu. Kejadian nyaris seperti ini sering kali
 terjadi, namun saya selalu lolos. Tuhan memang sangat baik, Ia
 selalu menjaga saya, walaupun saat itu saya tidak menyadari bahwa Ia
 ingin menyatakan kasih-Nya dan ingin saya datang pada-Nya.

 Saya sebenarnya datang dari keluarga Kristen yang taat. Orang tua
 saya majelis gereja, kakak dan adik saya sangat aktif di gereja.
 Tapi entah mengapa, dari kecil saya ini bandel. Saya ke sekolah
 minggu mendengar tentang Tuhan Yesus, namun menjelang dewasa hidup
 saya jauh dari Tuhan. Mungkin karena saya banyak bergaul dengan
 orang-orang yang tidak baik saat bertumbuh dewasa.

 Pada tahun 1977, dalam usia yang masih sangat muda, yaitu 19 tahun,
 saya menikah. Kemudian, dari Magelang saya pindah ke Jakarta untuk
 bekerja. Dalam pikiran saya saat itu hanya cari uang, cari uang, dan
 cari uang. Tuhan begitu baik, saya diberi kesempatan untuk memiliki
 uang yang cukup berlimpah. Tapi karena saya tidak berada di dalam
 Tuhan dan punya pergaulan yang salah, maka ekonomi saya jatuh
 bangun. Ketika saya memiliki uang, setiap hari saya pergi ke
 diskotek dan mabuk-mabukan, walaupun saya sadar bahwa saya sudah
 punya keluarga.

 Hidup saya jauh sekali dari Tuhan, namun saya tidak pernah takut.
 Saya ingat bahwa saya terbiasa berdoa Doa Bapa Kami -- karena cuma
 doa itu saja yang saya tahu -- walaupun saya baru melakukan dosa.
 Pagi-pagi saya bangun dan berdoa Doa Bapa Kami, namun dosa-dosa itu
 tetap saya ulangi lagi. Doa sebelum makan pun sudah terbiasa saya
 jalani, tetapi hidup dan kelakuan saya tidak seperti orang Kristen.

 Tahun 1989, setelah 12 tahun berumah tangga, istri saya sudah tidak
 tahan lagi akan kelakuan saya dan meminta cerai. Hal ini disebabkan
 kondisi ekonomi yang naik turun, kadang bagus sekali, kadang
 habis-habisan. Saya juga memang sering berselingkuh, sehingga dia
 tidak tahan dan meminta untuk berpisah. Sebenarnya saya tidak mau,
 tapi saya tidak punya pilihan lain.

 Di kemudian hari saya sangat menyesali perceraian itu, namun untuk
 kembali tidak mungkin, karena ia sudah menikah dengan orang lain.
 Setelah perceraian itu, saya mulai kenal dengan narkoba yang membuat
 hidup saya bertambah hancur. Semua jenis narkoba saya pakai,
 beberapa di antaranya bahkan sampai saya konsumsi setiap hari. Saya
 ketakutan kalau mulai kehabisan narkoba. Kalau hanya tinggal
 sedikit, harus segera beli lagi supaya perasaan saya aman.

 Jika sedang dalam perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri, saya
 harus membawanya untuk persediaan. Dengan menyelipkannya di
 lipatan-lipatan pakaian, saya selalu berhasil lolos dari
 pemeriksaan. Padahal banyak teman saya yang tertangkap karena
 melakukan hal yang sama, tapi saya tidak takut.

 Beberapa kali saat saya sedang pesta narkoba di hotel, saya selalu
 lolos dari penggerebekan polisi. Hal itu terjadi karena
 penggerebekan selalu terjadi saat saya baru keluar dari kamar tempat
 pesta narkoba. Dalam pemeriksaan oleh polisi, saya selalu lolos,
 padahal saat itu saya sedang membawa narkoba tapi mereka tidak
 berhasil menemukannya.

 Suatu hari saat sedang pesta narkoba menyambut tahun baru 2002 di
 Bali, mendadak saya teringat anak saya. Saya tidak tahu saat itu
 bahwa Tuhanlah yang mengingatkan saya. Anak saya yang perempuan itu
 sudah dewasa, bahkan sudah mau dilamar. Saya kemudian melihat pada
 diri saya sendiri. Ayah macam apa saya ini? Begitu kacau
 kehidupannya.

 Tiba-tiba, ada sebuah dorongan besar untuk menghentikan semua yang
 sedang saya lakukan saat itu dan segera pulang ke rumah, walaupun
 rencananya masih ada seminggu saya berpesta di sana. Saat itu
 sebenarnya Tuhan sedang menjamah hidup saya dan mulai
 mengubahkannya. Saya pulang ke Jakarta dengan keinginan untuk
 berhenti mengonsumsi narkoba. Namun anehnya, saya mampu berhenti
 total dan tidak merasakan ketagihan sama sekali. Itu adalah mukjizat
 Tuhan. Saat itu saya tidak sadar bahwa itu adalah jamahan-Nya juga.

 Bulan Maret 2002 saya bangkrut, utang saya di mana-mana. Tuhan
 mengizinkan hal itu terjadi agar saya benar-benar berserah hanya
 kepada Dia. Suatu hari keluarga saya mengajak untuk kebaktian
 keluarga. Biasanya, saya tidak mau dan menghindar dengan
 bermacam-macam alasan. Kalau semua keluarga saya berkumpul, saya
 merasa risih karena saya tahu kalau saya itu bandel. Tapi kali itu
 entah kenapa saya bersemangat untuk mengikuti ibadah itu.

 Mereka masuk ke kamar saya dan mengunci pintu. Setelah itu, mereka
 mengajak saya untuk berdoa. Mereka mulai bermain gitar, bernyanyi
 memuji Tuhan sambil berdoa. Saya mengikutinya dan kemudian saya
 merasakan sebuah sukacita. Tanpa terasa saya berdoa selama 2 jam
 saat itu. Saya diperlihatkan kilasan-kilasan masa lalu dalam
 kehidupan saya dan menyadari betapa kebaikan Tuhan menyertai hidup
 saya. Hari itu saya merasakan sebuah sukacita yang luar biasa.

 Untuk pertama kalinya, saya merasakan begitu berdosa. Kilasan masa
 lalu kelam yang saya perbuat ditampilkan di benak saya, dan saya
 menangis minta ampun pada Tuhan atas semua kesalahan saya. Dari
 sebuah kebaktian keluarga yang sederhana dan doa yang sederhana
 telah berubah menjadi sebuah titik balik dalam kehidupan saya. Sejak
 saat itu kehidupan saya secara perlahan dipulihkan dari utang yang
 begitu banyak. Bila ada masalah, saya tidak cari orang untuk
 menolong saya. Yang saya lakukan adalah mengunci pintu kamar,
 berlutut, berdoa, dan berseru, "Tuhan tolong saya...."

 Kemudian Tuhan menyediakan komunitas bagi saya untuk bertumbuh di
 dalam-Nya. Saya pun menyadari bahwa komunitas yang benar itu sangat
 penting dalam kehidupan iman kita. Pada tahun 1986 saya pernah
 bertobat dan dibaptis. Namun, hal itu tidak bertahan lama, hanya
 sekitar 6 bulan, saya pun kembali pada kehidupan yang lama karena
 tidak punya komunitas yang benar.

 Dulu tanpa komunitas tempat bertumbuh, keinginan saya kalah dengan
 ajakan teman-teman saya untuk melakukan kesenangan yang mendukakan
 hati Tuhan. Namun sekarang, setelah memiliki komunitas yang benar,
 giliran mereka yang kalah terhadap ajakan saya untuk mengikuti Tuhan
 Yesus. Dalam komunitas itu sungguh luar biasa. Saya melihat
 orang-orang berubah hidupnya, dan orang-orang melihat saya juga
 berubah hidupnya. Hal itu membuat kita sungguh bersemangat.
 Bertahun-tahun saya menjadi pecandu narkoba, dan puluhan tahun saya
 merokok, namun kini semuanya itu telah dilepaskan oleh Tuhan.
 Teman-teman saya yang lama terheran-heran melihat saya bisa berubah,
 sehingga mereka pun turut mau diubahkan.

 Tuhan itu sungguh luar biasa. Sungguh menyenangkan melihat orang
 berubah, bagaimana mereka diubahkan oleh Yesus yang ajaib. Kini, saya
 punya sukacita dan hobi yang baru, yaitu mengajak orang untuk
 mengenal Yesus Kristus Tuhan yang luar biasa.

 Diambil dari:
 Judul majalah: SUARA, Edisi 76, Tahun 2004
 Penulis: LM
 Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men's
           Fellowship International - Indonesia
 Halaman: 10 -- 14