ir a principal |
Ir a lateral
Diringkas oleh: Sri Setyawati
"Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah
Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan
dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu
bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: 'Jika Engkau
sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka
apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku
kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan
TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.'"
(Hakim-Hakim 11:29-31)
Yefta (artinya: Ia akan membukakan) adalah seorang pahlawan yang
gagah perkasa yang berasal dari Gilead. Ayah Yefta ialah Gilead,
salah seorang dari suku Manasye yang dihormati, sementara ibunya
adalah seorang sundal. Setelah beranjak besar, saudara-saudara tiri
Yefta mengusirnya dari tanah keluarga mereka dan mengatakan kepada
Yefta bahwa ia tidak berguna dan tidak layak tinggal di antara
mereka. Lalu Yefta berdiam di tanah Tob dan hidup dengan para
perampok.
Beberapa tahun kemudian ketika umat
Israel ditindas oleh orang Amon, bangsa Israel berseru-seru meminta
pertolongan Tuhan. Bukan hanya itu, saudara-saudara Yefta juga
meminta Yefta untuk kembali pulang. Mereka mengangkat dia menjadi
kepala dan panglima mereka dalam melawan bani Amon. Hal ini
membuktikan bahwa penilaian manusia tidak memengaruhi penilaian
Tuhan atas kita. Tuhan tidak menghiraukan kemampuan ataupun
ketidakmampuan kita, kesalahan masa lalu maupun riwayat keluarga
kita yang jauh dari sempurna. Artis ternama Hollywood mungkin
segalanya bagi para penggemarnya, tapi itu belum tentu berarti bagi
Tuhan. Anak-anak pelacur, orang-orang buangan, mereka yang
dipandang rendah oleh masyarakat adalah orang-orang yang terbesar.
Demikian pula dengan Yefta. Sekalipun dia tidak memiliki riwayat
hidup yang cemerlang, namun Tuhan tetap memakainya dan bahkan
namanya tercatat dalam daftar pahlawan iman. Karakter Yefta sulit
untuk dipahami dan mengherankan; dia pemberani namun kadang dia
begitu spontan dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan; dia
beriman teguh, namun sering kali dia tidak konsisten.
Nama Yefta dimasukkan ke dalam daftar pahlawan iman bukan tanpa
alasan. Dia menunjukkan keberaniannya demi Allah ketika semua orang
yang lain ketakutan. Kompromi tidak pernah menjadi pilihannya ketika
reputasi Tuhan di antara bangsa-bangsa dipertaruhkan. Pendirian
Yefta menggambarkan definisi iman seperti yang ditulis dalam ayat
pertama Ibrani 11: ia yakin pada apa yang ia harapkan dan ia yakin
pada apa yang tidak dilihatnya. Penindasan selama 18 tahun tentunya
tidak mendukung keyakinan orang bahwa Tuhanlah yang memegang
kendali. Tapi Yefta tahu bahwa Allahlah yang memegang kendali. Ia
tahu bahwa Allah yang menaklukkan Mesir, yang membelah Laut Merah,
dan yang memberikan Tanah Kanaan kepada umat Israel tidak akan
meninggalkan mereka. Tanpa iman tidak seorang pun bisa menyenangkan
hati Allah, namun dengan iman segala hal yang mustahil bisa terjadi.
Iman Yefta memampukan Yefta memimpin orang Israel menaklukkan orang
Amon.
Beberapa saat sebelum berperang melawan orang Amon, Yefta bernazar
kepada Allah. Katanya, "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani
Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintuku untuk
menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon,
itu akan menjadi milik Tuhan dan aku akan mempersembahkannya sebagai
korban bakaran" (11:30-31). Saat ia kembali dari perang ternyata
putri tunggalnyalah yang menyambutnya. Sekalipun hatinya bersedih,
namun dia memenuhi nazarnya dan mempersembahkan putrinya kepada
Tuhan. Akhirnya, kemenangannya yang besar itu berubah menjadi
kesedihan yang mendalam.
Bagaimanakah Allah dapat menggunakan orang semacam ini? Dan mengapa
Yefta dicantumkan sebagai pahlawan iman bersama dengan Musa dan
Abraham? Allah bekerja melalui orang-orang yang memiliki karakter
yang bercacat. Jika Allah menginginkan kesempurnaan, tidak ada
seorang pun dari kita yang memiliki peluang untuk dipakai-Nya.
Berapa banyak dari kita yang telah mengorbankan anak-anak kita demi
kesuksesan kita? Akhir kisah Yefta yang tragis mengingatkan kita
bahwa kita harus selalu menilai diri kita dengan tolok ukur Alkitab
dan kita harus berusaha keras untuk berjalan bersama dengan Allah
dengan rendah hati.
Yefta hidup pada periode antara Yosua dan Samuel, pada masa
hakim-hakim. Setelah memerintah sebagai hakim atas orang Israel
selama 6 tahun, maka matilah Yefta. Ia dikuburkan di sebuah kota di
daerah Gilead.
Diambil dan diringkas dari:
Judul artikel: Yefta
Judul buku asli: Names of Heroes of the Faith
Judul buku: Pahlawan Iman
Penulis: Mark A. Tabb
Penerjemah: Yantje
Penerbit: Yayasan Andi, Yogyakarta 2002
Halaman: 149 -- 158
_______________________________________
YEFTA: PAHLAWAN IMAN YANG MENGHERANKAN
Diringkas oleh: Sri Setyawati
"Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah
Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan
dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu
bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: 'Jika Engkau
sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka
apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku
kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan
TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.'"
(Hakim-Hakim 11:29-31)
Yefta (artinya: Ia akan membukakan) adalah seorang pahlawan yang
gagah perkasa yang berasal dari Gilead. Ayah Yefta ialah Gilead,
salah seorang dari suku Manasye yang dihormati, sementara ibunya
adalah seorang sundal. Setelah beranjak besar, saudara-saudara tiri
Yefta mengusirnya dari tanah keluarga mereka dan mengatakan kepada
Yefta bahwa ia tidak berguna dan tidak layak tinggal di antara
mereka. Lalu Yefta berdiam di tanah Tob dan hidup dengan para
perampok.
Beberapa tahun kemudian ketika umat
Israel ditindas oleh orang Amon, bangsa Israel berseru-seru meminta
pertolongan Tuhan. Bukan hanya itu, saudara-saudara Yefta juga
meminta Yefta untuk kembali pulang. Mereka mengangkat dia menjadi
kepala dan panglima mereka dalam melawan bani Amon. Hal ini
membuktikan bahwa penilaian manusia tidak memengaruhi penilaian
Tuhan atas kita. Tuhan tidak menghiraukan kemampuan ataupun
ketidakmampuan kita, kesalahan masa lalu maupun riwayat keluarga
kita yang jauh dari sempurna. Artis ternama Hollywood mungkin
segalanya bagi para penggemarnya, tapi itu belum tentu berarti bagi
Tuhan. Anak-anak pelacur, orang-orang buangan, mereka yang
dipandang rendah oleh masyarakat adalah orang-orang yang terbesar.
Demikian pula dengan Yefta. Sekalipun dia tidak memiliki riwayat
hidup yang cemerlang, namun Tuhan tetap memakainya dan bahkan
namanya tercatat dalam daftar pahlawan iman. Karakter Yefta sulit
untuk dipahami dan mengherankan; dia pemberani namun kadang dia
begitu spontan dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan; dia
beriman teguh, namun sering kali dia tidak konsisten.
Nama Yefta dimasukkan ke dalam daftar pahlawan iman bukan tanpa
alasan. Dia menunjukkan keberaniannya demi Allah ketika semua orang
yang lain ketakutan. Kompromi tidak pernah menjadi pilihannya ketika
reputasi Tuhan di antara bangsa-bangsa dipertaruhkan. Pendirian
Yefta menggambarkan definisi iman seperti yang ditulis dalam ayat
pertama Ibrani 11: ia yakin pada apa yang ia harapkan dan ia yakin
pada apa yang tidak dilihatnya. Penindasan selama 18 tahun tentunya
tidak mendukung keyakinan orang bahwa Tuhanlah yang memegang
kendali. Tapi Yefta tahu bahwa Allahlah yang memegang kendali. Ia
tahu bahwa Allah yang menaklukkan Mesir, yang membelah Laut Merah,
dan yang memberikan Tanah Kanaan kepada umat Israel tidak akan
meninggalkan mereka. Tanpa iman tidak seorang pun bisa menyenangkan
hati Allah, namun dengan iman segala hal yang mustahil bisa terjadi.
Iman Yefta memampukan Yefta memimpin orang Israel menaklukkan orang
Amon.
Beberapa saat sebelum berperang melawan orang Amon, Yefta bernazar
kepada Allah. Katanya, "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani
Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintuku untuk
menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon,
itu akan menjadi milik Tuhan dan aku akan mempersembahkannya sebagai
korban bakaran" (11:30-31). Saat ia kembali dari perang ternyata
putri tunggalnyalah yang menyambutnya. Sekalipun hatinya bersedih,
namun dia memenuhi nazarnya dan mempersembahkan putrinya kepada
Tuhan. Akhirnya, kemenangannya yang besar itu berubah menjadi
kesedihan yang mendalam.
Bagaimanakah Allah dapat menggunakan orang semacam ini? Dan mengapa
Yefta dicantumkan sebagai pahlawan iman bersama dengan Musa dan
Abraham? Allah bekerja melalui orang-orang yang memiliki karakter
yang bercacat. Jika Allah menginginkan kesempurnaan, tidak ada
seorang pun dari kita yang memiliki peluang untuk dipakai-Nya.
Berapa banyak dari kita yang telah mengorbankan anak-anak kita demi
kesuksesan kita? Akhir kisah Yefta yang tragis mengingatkan kita
bahwa kita harus selalu menilai diri kita dengan tolok ukur Alkitab
dan kita harus berusaha keras untuk berjalan bersama dengan Allah
dengan rendah hati.
Yefta hidup pada periode antara Yosua dan Samuel, pada masa
hakim-hakim. Setelah memerintah sebagai hakim atas orang Israel
selama 6 tahun, maka matilah Yefta. Ia dikuburkan di sebuah kota di
daerah Gilead.
Diambil dan diringkas dari:
Judul artikel: Yefta
Judul buku asli: Names of Heroes of the Faith
Judul buku: Pahlawan Iman
Penulis: Mark A. Tabb
Penerjemah: Yantje
Penerbit: Yayasan Andi, Yogyakarta 2002
Halaman: 149 -- 158
_______________________________________
Oleh: Kusuma Negara
Sejak beberapa bulan yang lalu ketika Facebook mulai benar-benar
merajai jejaring sosial, terutama setelah konferensi pengembang web
f8 diselenggarakan tanggal 21 April 2010, maka Facebook semakin
gencar mempromosikan layanannya ke berbagai situs, termasuk
situs-situs pribadi.
Dari sudut pandang pemilik situs web sendiri aplikasi-aplikasi yang
ditawarkan oleh Facebook bermanfaat untuk menambah unsur sosial
situs mereka. Pengunjung dapat melihat secara nyata sepopuler apa
suatu situs melalui berapa banyak orang yang "Suka" situs tersebut.
Selain widget (aplikasi) "Tombol Suka" yang sudah banyak ditemui di
situs-situs berbahasa Indonesia, ada pula widget-widget lain yang
disediakan oleh Facebook, seperti: Tombol Masuk Log, Aktivitas
Terakhir Teman Anda, Dinding Halaman Penggemar, Kumpulan Foto Teman,
Kotak Rekomendasi, Kotak Siaran Langsung, dan terakhir adalah Kotak
Komentar. Widget terakhir inilah yang akan kita bahas kali ini dan
Anda dapat memasangnya di situs Anda dalam beberapa langkah mudah.
(Beberapa hal yang perlu diketahui sebelumnya: Facebook terkenal
sebagai situs yang sangat dinamis. Situs mereka sangat sering
diperbarui, baik dari segi kebijakan, alamat halaman, maupun kodenya
(FBML). Tutorial di bawah ini juga membutuhkan sedikit keahlian di
bidang HTML.)
Untuk memasang Kotak Komentar Facebook di situs Anda, baik itu situs
yang Anda kelola sendiri (Anda sebagai admin/webmasternya) maupun
situs yang menumpang di sebuah situs yang lain (seperti layanan blog
gratis, dll.), sejauh Anda dapat memasukkan kode HTML ke templat
situs tersebut, maka Anda dapat menambahkan Kotak Komentar ini ke
situs Anda.
Mendaftarkan Aplikasi
Pertama-tama, kunjungi < http://developers.facebook.com/setup >
1. Masukkan nama situs Anda
2. Masukkan alamat situs Anda (harus diakhiri dengan tanda "/")
3. Pilih bahasa situs Anda.
4. Klik tombol. Setelah itu Anda akan dibawa ke halaman pemeriksaan keamanan
5. Masukkan kode yang terlihat pada gambar, klik tombol.
Setelah itu Anda akan dibawa ke halaman baru. Informasi yang
terpenting untuk dicatat adalah ID Aplikasi (Application ID) yang
terdiri dari 15 digit angka. Selain itu simpan pula kode rahasia
aplikasi yang berupa campuran huruf dan angka secara acak.
Memasang Widget di Situs
Sekarang kita tiba pada langkah-langkah yang memerlukan sedikit
kemampuan di bidang HTML:
1. Di baris yang bertuliskan (biasanya paling atas), gantilah menjadi
http://www.w3.org/1999/xhtml"
xmlns:fb="http://www.facebook.com/2008/fbml">
2. Sebelum baris yang bertuliskan , tambahkan kode berikut
Catatan:
Gantilah ID APLIKASI dengan 15 digit angka yang sudah Anda catat
sebelumnya. Gantilah ID PROFIL ADMIN dengan identifikasi Facebook
Anda. Identifikasi profil dapat berupa nama (misalnya jika alamat
profilnya < http://www.facebook.com/admin.situs.saya >, maka
ID-nya adalah "admin.situs.saya") atau angka (misalnya jika alamat
profilnya adalah < http://www.facebook.com/profile.php?id=1234 >,
maka ID-nya adalah "1234"). Seorang admin memiliki akses untuk
menghapus komentar, mengangkat pengurus/moderator, dan membuat
daftar hitam pengguna.
3. Setelah baris yang bertuliskan , tambahkan kode berikut
4. Kemudian yang terakhir adalah menambahkan kode Kotak Komentar itu sendiri
Catatan:
Kodenya sederhana dan Anda tinggal mengganti lebarnya sesuai
keinginan. Kode ini dapat diletakkan di mana saja di antara
dan tergantung desain situs Anda.
5. Setelah selesai, Kotak Komentar siap digunakan. Jika Anda sudah
masuk log di Facebook, Anda akan melihat link "Kelola Komentar"
di Kotak Komentar ini. Di dalamnya Anda dapat mengatur beberapa
preferensi, antara lain mengangkat orang-orang yang Anda tunjuk
sebagai Pengurus dan Moderator, membuat daftar hitam/daftar
putih pengguna, serta mengizinkan/tidak mengizinkan komentar
anonim. Setelah selesai melakukan pengaturan preferensi, klik
"Simpan Perubahan".
Jika Anda mengalami kesulitan mengikuti langkah-langkah di atas,
Facebook telah menyediakan juga sampel kodenya ketika Anda
menyelesaikan bagian Mendaftarkan Aplikasi. Jika masih merasa
kesulitan dan membutuhkan langkah-langkah yang lebih jelas, Pembaca
dapat menghubungi redaksi ICW di alamat:
==> < icw(at)sabda.org >
Ketika saya (ES) masuk ke kamar hotel, saya melihat teman-teman saya
sedang pesta narkoba. Tiba-tiba polisi menyerbu tempat itu, namun
saya tidak tertangkap dalam penggerebekan karena sudah lebih dahulu
keluar dari tempat itu. Kejadian nyaris seperti ini sering kali
terjadi, namun saya selalu lolos. Tuhan memang sangat baik, Ia
selalu menjaga saya, walaupun saat itu saya tidak menyadari bahwa Ia
ingin menyatakan kasih-Nya dan ingin saya datang pada-Nya.
Saya sebenarnya datang dari keluarga Kristen yang taat. Orang tua
saya majelis gereja, kakak dan adik saya sangat aktif di gereja.
Tapi entah mengapa, dari kecil saya ini bandel. Saya ke sekolah
minggu mendengar tentang Tuhan Yesus, namun menjelang dewasa hidup
saya jauh dari Tuhan. Mungkin karena saya banyak bergaul dengan
orang-orang yang tidak baik saat bertumbuh dewasa.
Pada tahun 1977, dalam usia yang masih sangat muda, yaitu 19 tahun,
saya menikah. Kemudian, dari Magelang saya pindah ke Jakarta untuk
bekerja. Dalam pikiran saya saat itu hanya cari uang, cari uang, dan
cari uang. Tuhan begitu baik, saya diberi kesempatan untuk memiliki
uang yang cukup berlimpah. Tapi karena saya tidak berada di dalam
Tuhan dan punya pergaulan yang salah, maka ekonomi saya jatuh
bangun. Ketika saya memiliki uang, setiap hari saya pergi ke
diskotek dan mabuk-mabukan, walaupun saya sadar bahwa saya sudah
punya keluarga.
Hidup saya jauh sekali dari Tuhan, namun saya tidak pernah takut.
Saya ingat bahwa saya terbiasa berdoa Doa Bapa Kami -- karena cuma
doa itu saja yang saya tahu -- walaupun saya baru melakukan dosa.
Pagi-pagi saya bangun dan berdoa Doa Bapa Kami, namun dosa-dosa itu
tetap saya ulangi lagi. Doa sebelum makan pun sudah terbiasa saya
jalani, tetapi hidup dan kelakuan saya tidak seperti orang Kristen.
Tahun 1989, setelah 12 tahun berumah tangga, istri saya sudah tidak
tahan lagi akan kelakuan saya dan meminta cerai. Hal ini disebabkan
kondisi ekonomi yang naik turun, kadang bagus sekali, kadang
habis-habisan. Saya juga memang sering berselingkuh, sehingga dia
tidak tahan dan meminta untuk berpisah. Sebenarnya saya tidak mau,
tapi saya tidak punya pilihan lain.
Di kemudian hari saya sangat menyesali perceraian itu, namun untuk
kembali tidak mungkin, karena ia sudah menikah dengan orang lain.
Setelah perceraian itu, saya mulai kenal dengan narkoba yang membuat
hidup saya bertambah hancur. Semua jenis narkoba saya pakai,
beberapa di antaranya bahkan sampai saya konsumsi setiap hari. Saya
ketakutan kalau mulai kehabisan narkoba. Kalau hanya tinggal
sedikit, harus segera beli lagi supaya perasaan saya aman.
Jika sedang dalam perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri, saya
harus membawanya untuk persediaan. Dengan menyelipkannya di
lipatan-lipatan pakaian, saya selalu berhasil lolos dari
pemeriksaan. Padahal banyak teman saya yang tertangkap karena
melakukan hal yang sama, tapi saya tidak takut.
Beberapa kali saat saya sedang pesta narkoba di hotel, saya selalu
lolos dari penggerebekan polisi. Hal itu terjadi karena
penggerebekan selalu terjadi saat saya baru keluar dari kamar tempat
pesta narkoba. Dalam pemeriksaan oleh polisi, saya selalu lolos,
padahal saat itu saya sedang membawa narkoba tapi mereka tidak
berhasil menemukannya.
Suatu hari saat sedang pesta narkoba menyambut tahun baru 2002 di
Bali, mendadak saya teringat anak saya. Saya tidak tahu saat itu
bahwa Tuhanlah yang mengingatkan saya. Anak saya yang perempuan itu
sudah dewasa, bahkan sudah mau dilamar. Saya kemudian melihat pada
diri saya sendiri. Ayah macam apa saya ini? Begitu kacau
kehidupannya.
Tiba-tiba, ada sebuah dorongan besar untuk menghentikan semua yang
sedang saya lakukan saat itu dan segera pulang ke rumah, walaupun
rencananya masih ada seminggu saya berpesta di sana. Saat itu
sebenarnya Tuhan sedang menjamah hidup saya dan mulai
mengubahkannya. Saya pulang ke Jakarta dengan keinginan untuk
berhenti mengonsumsi narkoba. Namun anehnya, saya mampu berhenti
total dan tidak merasakan ketagihan sama sekali. Itu adalah mukjizat
Tuhan. Saat itu saya tidak sadar bahwa itu adalah jamahan-Nya juga.
Bulan Maret 2002 saya bangkrut, utang saya di mana-mana. Tuhan
mengizinkan hal itu terjadi agar saya benar-benar berserah hanya
kepada Dia. Suatu hari keluarga saya mengajak untuk kebaktian
keluarga. Biasanya, saya tidak mau dan menghindar dengan
bermacam-macam alasan. Kalau semua keluarga saya berkumpul, saya
merasa risih karena saya tahu kalau saya itu bandel. Tapi kali itu
entah kenapa saya bersemangat untuk mengikuti ibadah itu.
Mereka masuk ke kamar saya dan mengunci pintu. Setelah itu, mereka
mengajak saya untuk berdoa. Mereka mulai bermain gitar, bernyanyi
memuji Tuhan sambil berdoa. Saya mengikutinya dan kemudian saya
merasakan sebuah sukacita. Tanpa terasa saya berdoa selama 2 jam
saat itu. Saya diperlihatkan kilasan-kilasan masa lalu dalam
kehidupan saya dan menyadari betapa kebaikan Tuhan menyertai hidup
saya. Hari itu saya merasakan sebuah sukacita yang luar biasa.
Untuk pertama kalinya, saya merasakan begitu berdosa. Kilasan masa
lalu kelam yang saya perbuat ditampilkan di benak saya, dan saya
menangis minta ampun pada Tuhan atas semua kesalahan saya. Dari
sebuah kebaktian keluarga yang sederhana dan doa yang sederhana
telah berubah menjadi sebuah titik balik dalam kehidupan saya. Sejak
saat itu kehidupan saya secara perlahan dipulihkan dari utang yang
begitu banyak. Bila ada masalah, saya tidak cari orang untuk
menolong saya. Yang saya lakukan adalah mengunci pintu kamar,
berlutut, berdoa, dan berseru, "Tuhan tolong saya...."
Kemudian Tuhan menyediakan komunitas bagi saya untuk bertumbuh di
dalam-Nya. Saya pun menyadari bahwa komunitas yang benar itu sangat
penting dalam kehidupan iman kita. Pada tahun 1986 saya pernah
bertobat dan dibaptis. Namun, hal itu tidak bertahan lama, hanya
sekitar 6 bulan, saya pun kembali pada kehidupan yang lama karena
tidak punya komunitas yang benar.
Dulu tanpa komunitas tempat bertumbuh, keinginan saya kalah dengan
ajakan teman-teman saya untuk melakukan kesenangan yang mendukakan
hati Tuhan. Namun sekarang, setelah memiliki komunitas yang benar,
giliran mereka yang kalah terhadap ajakan saya untuk mengikuti Tuhan
Yesus. Dalam komunitas itu sungguh luar biasa. Saya melihat
orang-orang berubah hidupnya, dan orang-orang melihat saya juga
berubah hidupnya. Hal itu membuat kita sungguh bersemangat.
Bertahun-tahun saya menjadi pecandu narkoba, dan puluhan tahun saya
merokok, namun kini semuanya itu telah dilepaskan oleh Tuhan.
Teman-teman saya yang lama terheran-heran melihat saya bisa berubah,
sehingga mereka pun turut mau diubahkan.
Tuhan itu sungguh luar biasa. Sungguh menyenangkan melihat orang
berubah, bagaimana mereka diubahkan oleh Yesus yang ajaib. Kini, saya
punya sukacita dan hobi yang baru, yaitu mengajak orang untuk
mengenal Yesus Kristus Tuhan yang luar biasa.
Diambil dari:
Judul majalah: SUARA, Edisi 76, Tahun 2004
Penulis: LM
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men's
Fellowship International - Indonesia
Halaman: 10 -- 14